Thanks to

RSSforward

Malam Lebaran, Pusat Kota Garut Jadi Pasar Tumpah

INILAH.COM, Garut - Pada malam takbiran menjelang Idulfitri 1433 H, Sabtu (18/8), puluhan ribu warga tumpah ruah memadati kawasan pusat kota
Kabupaten Garut yang biasa disebut warga sebagai Pengkolan.

Tua, muda, lelaki maupun perempuan terlihat semringah kendati harus berjejal untuk sekadar mendapatkan ruang gerak. Mereka berdatangan dari sejumlah tempat menyerbu pusat perbelanjaan maupun para pedagang kaki lima di kawasan Pengkolan yang menjual berbagai kebutuhan untuk berlebaran, mulai sandang hingga pangan.

Terlebih pada malam jelang lebaran biasanya para pedagang menawarkan barang dengan harga diskon untuk menarik konsumennya. Kawasan pusat kota Garut pun berubah menjadi pasar tumpah. Sebab para pedagang kaki lima pun tidak lagi menjajakan barangnya di trotoar melainkan di badan jalan, baik sisi kanan maupun sisi kiri.

Sepanjang jalur Jalan Ahmad Yani mulai pertigaan Jalan Ciledug-Jalan Mandalagiri hingga perempatan Jalan Bharatayudha-Ciwalen depan Asia Dept. Store bahkan praktis tertutup bagi berbagai jenis kendaraan. Ratusan sepeda motor dan mobil tampak terparkir memenuhi area parkir Jalan Mandalagiri, maupun sepanjang Jalan Ciledug, berbaur dengan lapak para pedagang kaki lima.

Kesemrawutan kota Garut pun kian parah dengan banyaknya konvoi berbagai jenis kendaraan roda dua maupun roda empat, ditambah arak-arakan warga bertakbir di atas kendaraan yang berkeliling seputar kawasan kota Garut. Kemacetan pun tak terhindarkan lagi.

Antrean kendaraan terlihat mulai bundaran pertigaan Leuwidaun, kawasan Maktal perempatan Jalan Raya Cimanuk-Papandayan, bundaran perempatan Jalan Guntur-Jalan Pramuka, serta pertigaan Jalan Guntur depan Vihara Dharma Loka. Hiruk pikuk bunyi mesin maupun knalpot berbagai jenis kendaraan berbaur dengan dentuman petasan dan kembang api di tengah gema takbir tahlil dan tahmid menyambut Idulfitri.

Polisi tampak kerepotan mengatur arus lalu lintas. Kendati kebanyakan pertokoan dan pusat perbelanjaan di kawasan kota Garut buka sampai larut malam, pusat perbelanjaan terbesar di Garut, Ramayana justru menutup operasinya sejak sekitar pukul 19.00 WIB.

Menurut salah seorang petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Garut yang tengah berjaga di Pos Penataan Kota di Jalan Ahmad Yadi Garut Kota, suasana seperti itu sudah biasa terjadi di Pengkolan setiap malam jelang Idulfitri. "Memang sudah biasa seperti ini. Ini bisa sampai tengah malam, baru pada bubar," katanya.

Senada dikemukakan Indri (30), warga Tarogong Kidul. Menurutnya, kendati kerumunan warga di Pengkolan sudah biasa terjadi pada malam jelang Idulfitri, namun tahun sekarang ini terasa lebih semrawut.

"Tahun ini, kesemrawutan dan kepadatan di Pengkolan bukan hanya terjadi malam jelang lebaran, tapi sejak masuk bulan Ramadlan. Soalnya, perparkiran dan pedagang kaki limanya tak tertata. Kacau banget," ujarnya.

Dia mengaku tidak mengerti bagaimana kebijakan Pemkab Garut dalam menata kawasan Pengkolan. "Katanya Pengkolan itu kawasan tertib lalu lintas, tapi kenyataannya jauh sekali. Mending malam jelang Lebaran, hari-hari biasa pun semrawut," katanya.[jul]

19 Aug, 2012


-
Source: http://www.inilahjabar.com/read/detail/1895851/malam-lebaran-pusat-kota-garut-jadi-pasar-tumpah
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Categories:

Leave a Reply